Minggu, November 23, 2008
Tetapkanlah
konsistensi membangun peradaban!
wahai saudaraku...
suatu saat nanti akan tiba masa Islam kembali tegak dan menjadi rahmatan lil'alamin...dunia kagum dengan Islam, kagum dengan sistem yang indah, kagum dengan sebuah peradaban yang pernah dirancang oleh Rasulullah SAW. ikhwati...Tetapi, tentunya itu semua memerlukan sebuah kerja yang ekstra dari kita sebagai pengemban misi peradaban itu. misi yang Allah berikan kepada makhluknya...yang bernama manusia!
saudaraku yang di cintai Allah...adalah keniscayaan bahwa kondisi kita akan berubah manakala kita sendiri yang mengubahnya. laiaknya firman Allah SWT dalam QS. Ar Ra'du :11 "Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". maka tentunya dunia akan menilai bahwa Islam itu damai, islam itu indah dan mensejahterakan manakala pribadi-pribadi kita mencerminkan keindahan islam itu sendiri...sopan, santun, cerdas, produktif dll. maka perlu bagi kita " membuat keajaiban-keajaiban " agar masyarakat juga memiliki pemahaman yang sama dengan kita sehinga dakwah kita akan mudah diterima. mari kita temukan kembali hakikat Allah menciptakan kita..ada misi peradaban...ubahlah diri kita, entah itu dalam aspek ubudiyah, muamalah, dan segala aspek diri kita. sudah saatnya kita menjadikan diri kita saleh...diri kita berarti...diri kita memiliki manfaat bagi umat. oleh karena itu ikhwati...mari kita terus benahio diri kita, miliki kesalehan pribadi, sosial dan profesi. masyarakat hatus bisa merasakan kehadiran kita sebagai orang-orang yang membawa "keajaiban". ikhwati...jangan pernah salahkan jalan dakwah ini...bila dakwah diibaratkan pohon, maka akan ada saja daun-daun yang berjatuhan. mereka tidak lain hanya akan menjadi sampah dalam sejarah peradaban manusia. tetapi keniscayaan bahwa pohon dakwah itu akan selalu menumbuhkan tunas-tunas barunya, daun-daun yang hijau yang siap berfotosintesis, produktif dan bermanfaat bagi umat. akhi, ukhti...segeralah rengkuh saudara-saudara antum agar merasakan indahnya Islam, indahnya perjuangan dalam dakwah!! Allahu akbar...semoga Allah meridhai kita semua. wallohu a'lam.
Ada Apa dengan kita ?

Saudaraku, saat mobil mewah dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.
Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang baru.
Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Saudaraku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.
Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar ditelinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.
Saudaraku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita?
wallahu a'lam bishshowaab
Langganan:
Komentar (Atom)
