" Dan jika kalian bersyukur, niscaya Dia meridhai kesyukuran itu bagi kalian" (QS.39:7)

Selasa, Desember 23, 2008

Untuk Rekan-Rekan di Medan Dakwah

At Tadhhiyah (Pengorbanan)
Yang kami maksud dengan at tadhhiyah (pengorbanan) adalah pengorbanan jiwa raga, harta dan waktu serta segala sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Dan tidak ada kata jihaddi dunia ini tanpa adanya rasa pengorbanan. Anda jangan merasa bahwa pengorbanan anda akan hilang begitu saja demi menempuh jalan fikrah dakwah kami ini. Tapi itu tak lain adalah sevagai sevuah ganjaran yang melimpah dan pahala yang besar, barang siapa yang tak mau berkorban dengan kami maka ia akan berdosa. Karena Allah SWT telah menegaskan hal itu dalam banyak ayat Al Qur'an. Dengan memahami ini, maka anda akan memahami doktrin bahwasannya "mati di jalan Allah adalah cita-cita kami tertinggi". (Hasan Al Banna)
Ajruki 'ala qadri nashabiki"(ganjaranmu tergantung pada kadar kelelahanmu)

Kemauan Berkurban dan Sikap Yang Jujur
Kemauan yang jujur akan wujud dalam aplikasi yang berani menantang bahya akan segala hambatan, adalah seperti akar yang sehat menembus tanah yang keras dengan bebatuan. Ketika kaum beriman dihadang berulang kali, yang muncul adalah keberanian dan kelezatan merespon tantangan. Dua Kali mereka berhasil memukul mundur serangan kuffar Quraisy di medan Badar dan Uhud dalam rentang waktu yang amat singkat. Ternyata masih disusul dengan serangan sekutu yang secara kuantitatif tidak seimbang (gabungan Yahudi, Ghathafan dan Munafiqun). Mungkin kekuatan lain sudah shock, tetapi alih-alih dari itu semua, mereka serentak mengungkapkan sikap yang sama dan padu " inilah yang dijanjikan Allah dan RAsulNya dan benarlah Allah dan RasulNya".( QS. Al Ahzab:22)
Tidak seperti hewan yang digemukkan dengan memberi makanan, ternyata iman dan amal shalih digemukkan dengan pengurbanan. Semakin sedikit tubuh mendapatkan respon bagi kenikmatan syahwatnya, maka akan semakin besar ruh untuk berkurban.
Manusia semacam Bal'am adalah sejenis makhluk yang tak henti-hentinya mengikuti tarikan grafitasi syahwat dan mulutnya selalu berliur oleh selera dunia. Berapapun ia di beri, tetplah ia menjulur, bagaikan anjing (QS.Al A'raf:175). Ia akan rela mengurbankan kehormatannya sebagai orang berilmu demi dunia yang tak pernah memuaskan dahaga. Pasanglah jam dan perhiasan mahal ditangan seharga 1 miliar, lalu lemparkan sepotong tulang dengan sedikit saja daging dan lihatlah apakah anjing itu tetap tertegun melihat kilauan perhiasan yang sangat mahal ataukah akan berlari mengejar tulang? Ah, jangankan perbandingan miliar dengan tulang-belulang, bayang-bayang tulang yang dilihatnya dip[ermukaan telaga membuatnya terjerumus oleh bayang-bayang tulang di mulut anjing lain yang tak lebih dari bayang-bayang dirinya.

Jadi Orang Besar dengan Resiko Besar
Ibnu Abbas radiallahuanhu diminta waktunya sejenak oleh seseorang untuk suatu urusan kecil. Datanglah padaku dengan urusan yang besar dan urusan yang kecil serahkan pada yang lain. Mengapa nabi Ibrahim selalu meminta lisan yang shidiq dikalangan generasi berikut? Mengapa Nabi ismail dan Abu bakar dijuluki si jujur? Apa jadinya bila nabi Ibrahim gagal meninggalkan ummu Ismail dan Ismail alaihissalam di lembah tak bertanaman di sisi rumahnya yang dihormati(QS Ibrahim:37). Apa jadunya bila Ismail alaihissalam yang beranjak remaja memanfaatkan kemanusiaan bapaknya agar tidak terjadi pengorbanan besar itu (QS.Shaad:102) ? jelas mereka akan menjadi orang yang tak pernah punya eran diatas pangung sejarah. Karena sejarah tidak mau mengabadikan orang-orang biasa yang perjalanan gidupnya datar tanpa tantangan. Kadang orang merasa ada dinamika dalam sejarah dan ia menontonnya tanpa berpikir ia sendiri mampu menjadi aktor dalam sejarah. Inilah thufailiyat ( sifat kekanak-kanakan) yangbetapapun usia fisik telah jauh diambang tua, namun fikiran pemikiran pemiliknya ertinggal dimasa lalu yang lugu, mentah dan khas kekanak-kanakan.
Belakangan datang generasi Islam yang tak merasakan lelahnya berkurban di zaman awal Islam, saat Muhajirin dan Anshar bahu-membahu membangun masyarakat baru Madinah dan tidak menajdikan islam sebagai wacana yang belaka. Mereka tak merasakan makan daun perdu padang pasir yang membuat luka kerongkongan dan remah mereka menjadi sama dengan kotoran kambing dan unta. Mereka tak merasakan blokade 3 tahun di Syi'b bin Abi Thalib, pergi meninggalkan tanah air atau disita harta dan dibunuhi keluarga mereka.
Suatu hari datanglah Mush'ab bin umair ke majelis Rasulullah, dengan pakaian bertambal. Beliau mengis mengenang masa-masa Mush'ab dimanajakan orang tuanyadalam kehidupan jahiliyah. Belau ingatkan para sahabat: "bagaimana kamu, bila kelak pagi kamu berpakaian kebesaran dan petang hari mengganti pakaian kebesaran lainnya, piring-piring makan datang silih berganti dan kamu sudah mulai memasang penutun dinding seperti Ka'bah dibalut sitar (kelambu)"
Para sahabat bertanya:" bukankah saat itu kami jadi lebih baik, kerana dapat sepenuh waktu beribadah dan tercukupi kebutuhan pokok?"
Rasulullah SAW menjwab :" Tidak. Kamu hari ini lebih baik dari hari itu."

Pengorbanan dan Tabiat Dakwah
Ia adalah langkah kembali ang benar dan jalan menghaindari eksplouitasi pengorbanan manusia bagi kepentingan Fir'aunisme, Hamanisme, Qarunisme, dan Bal'aminisme. Dan target ini sesungguhnya target dakwah itu sendiri yaitu target pembebasan. Ia perlindungan sejati bagi hamba-hamba tak berdaya yang selama ini meniti bukit kurban mereka yang salah dengan lelah, membawa sen demi sen uang yang mereka peroleh dengan keringat dan darah, bagi monster periba yang kejam dan mati rasa, pemilik modal yang yang arogan dan sais kereta kebendaan yang ringkih, tua dan berat, dihela keledai-keledai proletar dengan jasad yang semkin kurus, dimangsa para kamerad elite yang tak bermalu, memimpin dengan fanatisme, dendam dan dusta.
Pengorbanan rakyat bodoh yang terus dibodohi oleh para pemimpin berbaju paderi dan kiai, yang memanfaatkan kultus individu dan keyakinan lugu mereka tentang kewalian dan adi kodrati, padahal sang pemimpin lebih dekat pada ateisme daripada monoteisme, bahkan politeisme sekalipun. Pengorbanan menjadi sahih bila dapat mempersembahkan atau dapat mengantarkan supremasi tertinggi di tangan Allah dan termuliakannya darah dan nyawa, kehidupan dan kematian hamba, karena tertutup sudah semua jalan bagi berjayanya para penipu, pemeras dan kalangan yang memperdayakan kalangan mayoritas mengambang.
Sesungguhnya pada generasi sebelum kamu ada yang disisir dengan sisir besi yang menancap ke bawah tulang, daging atau sarafnya. Semua itu tidak mengalihkan mereka dari agama. Sunguh Allah akan sempurnakan ini, sampai seseorang dapat pergi sendirian dari San'a ke Hadhramaut tanpa ikut kepada siapapun kecuali Allah.(Al Buthy, fiqh sirah 106)

Hanya untuk-Nya
Dalil yang paling terang bahwa misi ini tak membuka peluang bagi pengurbana individu begi kepentingan figur, adalah teks-teks larangan kultus, sampai celaan yang sangat bagi seseorang yang senang orang lain berdiri menyambut kedatangannya. Ketika Imam Ali bin Abi Thalib berkunjung ke suatu tempat, rakyat datang dengan bersikap merunduk-runduk." Alangkah ruginya kelelahan yang berujung siksaan dan alangkah beruntungnya sikap ringan yang berbuah aman dari ancaman neraka".
Seseorang dapat menikmati kekaguman masyarakat terhadap kuantitas ibadah ritualnya dan ia menikmati ketentraman beribadah sambil melupakan tugas jigad lisan mencegah emunkaran di masyarakat, penaka burung untu yang merasa telah aman karena berhasil menyembunyikan kepalanya kedalam gundukan pasir namun ia tak akan pernah aman dari tuntutan Allah. Suatu hari Allah memerintahkan malaikatNyauntuk menumpahkan azab kepada penduduk suatu negeri. " Ya Rabbi, disana ada orang shalih"lapor malaikat dan Allah sungguh telah tahu hal itu." Justru mulailah dri dia, karena tal pernah wajahnya memerah karenaKu(ketersinggungan karena kerhormatan Allah dihinakan)." (HR. Ahmad)
Mahar perjuangan yang mahal, tidak hanya menjadi tiket menuju kemenangan generasi ta'sis (perintis), tetapi juga bagi generasi sesudahnya. Dan mereka harus membayar dengan pengurbanan yang sama dalam bentuk format dan gaya yang berbeda. Bagi generasi yang tidak terdesak dengan jugad qital (perang) selalu terbuka pengurbanan dengan berbagai jalan: pengurbanan waktu, perasaan, harta, kesenangan diri dan lain sebagainya.
Mukmin sejati takkan bergembira karena tertinggal dari kesertaan berkurban, betapapun udzur memberi mereka rukhsah (keringanan), namun mereka berpaling dengan mata yang basah menangis, karena mereka tidak menemukan biaya (biaya angkatan perang)"(QS At Taubah:92)
" Barang siapa bersantai dalam bekerja, niscaya ia akan menyesal pada saat pembadian upah"